Kamis, 05 Desember 2013

Tempat Latih Burung Wirolegi JEMBER

Inilah situasi salah satu tempat andokan yang ada di jember. Di tempat ini andokan merpati tidak mengenal hari, kalau di tempat lain andokan cuma di lakukan di hari Kamis-Minggu maka lain di sini. Andokan disini dilakukan setiap hari full.
Akan tetapi untuk hari Senin-Rabu biasanya agak sepi dan merpati yang keluar mayoritas merpati piyek masih kondisi belajaran.

Gambar ini diambil di hari Selasa (masih dalam situasai penghujan) sekitar pukul 17.20 (sudah agak gelap)









Semangat bro . . ..

Penjodohan Merpati Balap

Langkah awal melatih merpati balap adalah menjodohkan. Pasalnya merpati balap identik dengan adu napsu. Semakin bernapsu si jantan menguber pasangan betina alias ngeket atau giring, maka makin cepatlah laju terbangnya.
Pejantan dapat dijodohkan 3-4 bulan sejak lahir. Penjodohan itu dimulai dengan memasukan pejantan ke kandang utama ukuran 1,5 x 1,5 x 2 meter. Kandang itu dilengkap sebuah kandang kecil (gupon atau pagupon- Jawa) untuk istirahat. Biarkan si jantan selama sehari untuk adaptasi. Menginjak hari ke-2, beberapa betina dimasukkan bergantian selama setengah hari. Usahakan betina matang kelamin yang dipilih.
Tanda jodoh terlihat bila keduanya saling mengeluarkan bunyi untuk merayu (bekur – Jawa). Bulu si jantan akan mekar, mengkilap, dan terlihat indah . Gayung bersambut, si betina pun akan menggut-manggut tanda kepincut. Setelah jodoh, biarkan keduanya untuk kawin.
Namun kendala acap kali muncul ketika penjodohan merpati balap sprint. Si jantan tampak ogah-ogahan kawin. Masalah itu bisa diatasi dengan memilih betina berbulu serupa baby sitter pejantan. Contoh baby sitter berbulu kelabu maka betina pun harus kelabu lantaran insting si jantan akan terus mengingat perawatnya dulu. Hasilnya pun akan lebih baik.
“Daya giring si jantan lebih bagus ketimbang diberi warna lain,” kata Herman Tanubrata, Sekjen PPMBSI.
Selain warna, umur ikut andil saat menjodohkan. Idealnya, betina seumur atau lebih muda yang dipasangkan. Tujuannya agar betina dapat dipakai sebagai kelepekan lebih lama. Namun ada penangkar merpati balap lain yang suka memasangkan jantan dengan betina yang sudah kawin. Maksudnya agar si jantan cepat birahi.
Tdak semua pejantan mau begitu saja disandingkan dengan betina yang sudah kawin. Apalagi pejantan muda, pasti menolak. Tandanya dia akan mematuk dan menguber si betina.
Cara mengatasinya, pisahkan keduanya selama 1-2 minggu. Jika sudah birahi baru dijodohkan kembali. Tanda kawin terlihat bila keduanya mulai mencumbu rayu.
Merpati balap sejodoh bisa kawin 2-4 kali sehari. Seminggu setelah kawin, betina biasanya bertelor 2-3 butir selama 3 hari berturut-turut. Telur itu dicabut (dibuang) lantaran ia tidak akan dierami. JIka anakannya akan diambil, penangkar memilih mengawinkan si jantan dengan betina berdarah juara.
Antara 4 sampai 6 hari setelah teloran pertama itu, pasangan merpati biasanya terlihat ngeket atau giring. Tetapi untuk memastikan si jantan sangat ngeket, coba didekatkan betina ke pejantan lain. Jika tiba-tiba si jantan pasangan nguber atau blingsatan tanda cemburu, berarti dia sudah benar-benar ngeket atau giring.

Selasa, 03 Desember 2013

Mengenal Sejarah Jawara Merpati Balap dari Jember-INDUK BETINA

ANGEL HR 47
       Seperti mania andokan setanah air mayoritas mengenal dengan sprinter yang bernama Angel dengan Ring HR 47 milik Nyo Situbondo, bercerita mengenai Angel tentu tidak pernah lepas dengan sprinter yang bernama Baret Merah karena ke dua sprinter ini sering menjuarai lomba – lomba Nasional dan lokal serta kemampuan menurunkan keturunannya yang hampir merata ke F1, F2 bahkan F3 serta seterusnya yang hampir merata. 
   

    Sama seperti halnya Balik Nama, Angel pun masih anak langsung dari Janur Kuning dengan betina milik Nyo sendiri. Pada saat itu Janur Kuning kepunyaan Yadi situbondo (Jokinya Nyo pada saat itu), kemudian Nyo menitipkan betina untuk diternak ke orang tuanya Sun, setelah keluar anak maka merpati tersebut dibeli kembali oleh Nyo Situbondo ( sistem sewa pejantan).
Maka keluarlah Angel ring HR 47 dengan kembarannya dengan Ring Hery yang dijual masih piyik dikira betina ke Banyuwangi (menurut cerita Didik Samo jokinya Nyo ) .
    Angel berwarna kelabu coklat, dengan type terbang lop panjang satu – satu kemudian nge “L” atau turun hujan dan tembak yang keras, type inilah yang banyak diminati oleh mania andokan pada saat itu.

Mengenal Sejarah Jawara Merpati Balap dari Jember

 LELET
 

       Lelet merupakan indukan andalan dari Janoko team Jember, Lelet sendiri dibeli oleh (alm) Ayin dari daerah Prajegan Situbondo seharga Rp. 30 jt setelah mengikuti lomba Nasional di Laguna Surabaya tahun 2000 an yang melakukan transaksi pada saat itu sdr. Patrik dan masih menurut keterangannya Lelet pun pada saat masih muda menggunakan Ring HR warna Kuning dan meiliki warna bulu kelabu agak gelap. Keistimewaan Sprinter Lelet yakni memiliki jalur lurus dan jalan bawah serta memiliki karakter yang kuat baik lelet sendiri maupun keturunannya, sedangkan semasa jayanya Lelet merupakan burung andalan dari Janoko Team spesialis untuk taruhan bila mengikuti lomba lokal maupun nasional. Ciri khas lain dari Trah Lelet adalah anak – anaknya mudah dilatih, jalan bawah dan tembak yang keras. 

Mengenal Sejarah Jawara Merpati Balap dari Jember

BALIK NAMA

            Balik Nama adalah burung asli dari situbondo berwarna Kelabu terang Tongkol dengan selap putih disayap sebelah kiri bulu nomor 4 dan 6 serta tidak menggunakan ring (non ring), ciri lain pada kedua kaki tumbuh bulu segaris  dibagian dalam dan tidak lebat. Balik Nama sendiri anak dari Janur Kuning (Situbondo) dengan Betina warna Tritis Ring CHO (trah Cempaka), sedangkan kakek Balik nama adalah burung yang bernama Cepe dan kakek buyut Balik nama adalah Micky (Nyo Situbondo) disilang dengan betina anak 45 dimana burung tersebut juga masih milik Nyo. 
 
          Untuk Janur Kuning sendiri merupakan burung yang banyak mengeluarkan burung – burung top pada masa itu seperti Angel dan Baret merah (Nyo Situbondo) namun beda Indukan dengan Balik nama, Janur kuning sendiri pemilik aslinya Yadi Situbondo ( jokinya Nyo pada masa itu).

         Balik Nama sewaktu dijodohkan dengan betina anak Excellent  dengan anak Masa Kini (Nyo Situbondo) mengeluarkan Janoko ring 40 sang Fenomenal dan dengan burung inilah kemudian nama Janoko Team berkibar di mania andokan setanah air hingga saat ini. Asal muasal Balik nama sendiri adalah milik saudara Naiming (Situbondo) yang diternak oleh sdr. Yadi dimana pada saat itu sdr. Naiming membawa betina tritis Ring CHO (trah Cempaka) kemudian keluarlah Balik Nama. Setelah dewasa Balik nama mulai menunjukkan keisitimewaanya yakni dengan type terbang lop panjang – panjang dengan tembak yang keras, namun pada saat itu Balik nama terdpat kendala tidak mau hinggap di betinanya. Karena keistimewaan tersebut sehingga dibeli oleh Sdr. Patrik Haryanto seharga Rp. 7.5 jt pada tahun 1999. 

      Balik Nama memiliki kemampuan terbang di atas rata – rata, sehingga pada lomba di Situbondo sprinter – sprinter dari wilayah barat yang ditarungkan dengan Balik Nama pasti ditinggal setengah lapangan namun Balik Nama sendiri pada saat dibeli dalam kondisi burung rusak ( tidak mau nemplok di betina ). Kemudian ditangan Sdr. Patrik sprinter Balik Nama di perbaiki yang akhirnya kembali normal dan mau nemplok ke betina.  Setelah kembali dalam kondisi normal, Balik Nama mulai sering diikut sertakan lomba lokalan  serta mendapat juara wilyah jawa timur bagian timur lumajang, situbondo, jember dan banyuwangi, demikian halnya juga Balik Nama hanya sering di ikuti lomba lokal karena hasilnya lebih besar dibanding lomba nasional.

Sumber:
http://janokomozartbirdfarm.blogspot.com/2013/04/induk-jantan-janoko-mozart-team-smg.html

Mengenal Sejarah Jawara Merpati Balap dari Jember

   EXCELLENT 
         Excellent aslinya menggunakan Ring HR warna Hijau (menurut keterangan Patrik ), excellent berwarna kelabu terang dengan bintik – bintik disekitar sayap, postur agak panjang, lar sayap merit bagus dan lidi di bulu sayap yang lurus serta keistimewaan dari excellent adalah bulunya yang halus, style terbang lop panjang – panjang dan yang paling menyolok dari Excellent yakni shot ( tembak) panjang dan keras, dari trah ini kemudian bisa keluar Janoko ring 42 yang di beli Edi Inovasi tahun 2006. 



Excellent dibeli sekitar tahun 2000 an oleh Alm. Ayin dari Nyo (Situbondo) seharga  Rp. 22,5 Jt yang waktu itu sedang dijodohkan dengan betina Megan kaki berbulu Gondrong/lebat (trah mercy yang diberi nama Masa kini) hasil dijodohkan dengan betina ini kemudian keluar Induk Janoko yang berwarna Kelabu terang dan ada bulu putihnya disayap namun tidak banyak ( selap kanan kiri), dari betina inilah pada saat dijodohkan dengan merpati yang bernama Balik Nama mengeluarkan Janoko dengan Ring 40 dan betina sesarangnya nomor Ring 41.




   

      Betina anak excellent - Trah masa kini  dengan Balik Nama hanya Janoko dan betina sesarangnya saja, 
Prestasi Excellent sendiri seperti diceritakan oleh Patrik dan Tapa jarang diterjunkan di lomba – lomba Nasional namun hanya sering di lomba lokalan karena mania andokan jember lebih suka dilomba lokal yang mana bisa dibuat taruhan dan hasilnya lebih banyak dari pada lomba Nasional. Untuk saat ini keberadaan Excellent sendiri tidak diketahui sepeninggalannya (alm) Ayin.

 













Sumber:
http://janokomozartbirdfarm.blogspot.com/2013/04/induk-jantan-janoko-mozart-team-smg.html

CRV BRG 55 P.2010