Langkah awal melatih merpati balap adalah menjodohkan. Pasalnya merpati
balap identik dengan adu napsu. Semakin bernapsu si jantan menguber
pasangan betina alias ngeket atau giring, maka makin cepatlah laju
terbangnya.
Pejantan dapat dijodohkan 3-4 bulan sejak lahir.
Penjodohan itu dimulai dengan memasukan pejantan ke kandang utama
ukuran 1,5 x 1,5 x 2 meter. Kandang itu dilengkap sebuah kandang kecil
(gupon atau pagupon- Jawa) untuk istirahat. Biarkan si jantan selama
sehari untuk adaptasi. Menginjak hari ke-2, beberapa betina dimasukkan
bergantian selama setengah hari. Usahakan betina matang kelamin yang
dipilih.
Tanda jodoh terlihat bila
keduanya saling mengeluarkan bunyi untuk merayu (bekur – Jawa). Bulu
si jantan akan mekar, mengkilap, dan terlihat indah . Gayung
bersambut, si betina pun akan menggut-manggut tanda kepincut. Setelah
jodoh, biarkan keduanya untuk kawin.
Namun kendala acap kali muncul
ketika penjodohan merpati balap sprint. Si jantan tampak ogah-ogahan
kawin. Masalah itu bisa diatasi dengan memilih betina berbulu serupa
baby sitter pejantan. Contoh baby sitter berbulu kelabu maka betina
pun harus kelabu lantaran insting si jantan akan terus mengingat
perawatnya dulu. Hasilnya pun akan lebih baik.
“Daya giring si jantan lebih bagus ketimbang diberi warna lain,” kata Herman Tanubrata, Sekjen PPMBSI.
Selain
warna, umur ikut andil saat menjodohkan. Idealnya, betina seumur atau
lebih muda yang dipasangkan. Tujuannya agar betina dapat dipakai
sebagai kelepekan lebih lama. Namun ada penangkar merpati balap lain
yang suka memasangkan jantan dengan betina yang sudah kawin. Maksudnya
agar si jantan cepat birahi.
Tdak semua pejantan mau begitu saja
disandingkan dengan betina yang sudah kawin. Apalagi pejantan muda,
pasti menolak. Tandanya dia akan mematuk dan menguber si betina.
Cara
mengatasinya, pisahkan keduanya selama 1-2 minggu. Jika sudah birahi
baru dijodohkan kembali. Tanda kawin terlihat bila keduanya mulai
mencumbu rayu.
Merpati balap sejodoh bisa kawin 2-4 kali sehari.
Seminggu setelah kawin, betina biasanya bertelor 2-3 butir selama 3
hari berturut-turut. Telur itu dicabut (dibuang) lantaran ia tidak
akan dierami. JIka anakannya akan diambil, penangkar memilih
mengawinkan si jantan dengan betina berdarah juara.
Antara 4 sampai
6 hari setelah teloran pertama itu, pasangan merpati biasanya
terlihat ngeket atau giring. Tetapi untuk memastikan si jantan sangat
ngeket, coba didekatkan betina ke pejantan lain. Jika tiba-tiba si
jantan pasangan nguber atau blingsatan tanda cemburu, berarti dia
sudah benar-benar ngeket atau giring.